Kamis, 25 Juli 2019

Berinteraksi Dengan Tuhan


Senin 22 Juli 2019

Pdt Erastus Sabdono

Dalam pengenalan akan Tuhan kita dilatih untuk berinteraksi dengan Dia. Interaksi inilah yang kemudian menjadi awal bagi kita berjalan dengan Tuhan
Bila seseorang mengaku Kristen namun tidak pernah berinteraksi dengan Tuhan, maka tentu dia sebetulnya tidak mengenal Pribadi yang ia akui sebagai Tuhan. Naif kalau merasa mengenal seseorang hanya dari buku atau cerita orang lain tentang orang tersebut tetapi sebetulnya kita tidak mengenal dia secara pribadi. Pengertian dan pengenalan kita tentang Tuhan disempurnakan dengan pengalaman berinteraksi dengan Dia. Dan sukses hidup kita haruslah diukur dari apakah kita punya pengalaman berinteraksi dengan Dia atau tidak?

Konyolnya, banyak orang Kristen ketika berada dalam suasana ibadah KKR dan sebagainya, merasa dijamah dan bertemu Tuhan ketika ia menangis dan terbawa larut dalam fantasi seakan-akan ia bertemu Tuhan. Kemudian itu dianggap sebagai suatu pengalaman bertemu dengan Tuhan, padahal tidak sedikit dari itu hanyalah permainan emosi semata. Seperti orang melakukan onani atau masturbasi yang mencapai kepuasan seks tanpa partner. Dan banyak orang Kristen seperti itu. Merasa sudah dijamah dan puas saat larut dalam suasana ibadah, namun sebetulnya Tuhan tidak merasa apa-apa.  Kita seringkali terjebak dalam pemikiran bahwa seakan-akan Allah bisa disogok dengan pujian dan nyanyian yang kita naikkan lalu Ia hadir dan menjamah kita. Sebetulnya bukan hanya di gereja saja, tetapi justru dalam kehidupan  sehari-hari kita harus sungguh mempercayai bahwa Tuhan  hidup dan nyata.

Berkaca dari Alkitab, Alkitab yang kita baca bukanlah sekedar buku karangan biasa, tetapi fakta  tentang kehidupan yang dialami manusia. Oleh sebab itu Alkitab harus dibaca berulang-ulang  sehingga kisah yang tertulis didalamnya begitu dekat dengan kita, seolah-olah kita hadir dalam semua peristiwa tersebut. Dalam PB  Yesus sudah berbicara kepada kita, dan surat-surat Paulus seakan ditujukan kepada kita. Dengan membaca dan merenungkan Alkitab minimal tiga puluh menit setiap hari, Tuhan akan memunculkan banyak kisah dalam Alkitab sebagai contoh bagi kita, untuk kita belajar. Alkitab harus kita pandang sebagai pendahuluan dari isi buku kehidupan kita
Jadi Alkitab adalah bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan dari karier dan keluarga kita.
Jika membaca bagaimana pergumulan yang dialami tokoh-tokoh iman dalam Alkitab sampai mereka benar-benar mengalami Tuhan, maka kita pun harus mengalami hal yang sama meskipun dalam kasus yang berbeda.
Ketika kisah mereka ditulis, bukan berarti mereka lebih special dimata Tuhan, sebab dimata Tuhan kita tentu memilki hak dan kesempatan yang sama.

Jadi dalam pengalaman berinteraksi dengan Tuhan, kita harus melihat bagaimana perjalanan tokoh-tokoh iman. Mereka ditolak, mereka dihina, dianggap gila bahkan dibunuh. Tetapi justru dari situlah mereka menemukan Tuhan secara pribadi. Demikian juga kita, pengalaman kita menemukan Tuhan tidak hanya saat kita terbawa dalam suasana ibadah digereja, tetapi bagaimana kehidupan kita sehari-hari membawa kita pada pengenalan akan Dia. Kita mungkin tidak akan mengalami hal sebagaimana dialami Paulus, Petrus dan para rasul yang lain, tetapi dalam kasus yang berbeda. Mungkin saat kesempatan berbuat dosa ada, kita memilih untuk tidak melakukannya. Saat kita disakiti dan dihina, kita diam dan tidak membalas. Dan sebagainya, dan saat kita bertekun dalam kehidupan seperti ini, maka inilah awal pengenalan kita akan Tuhan. Memang tidak mudah, tetapi Roh Kudus pasti menolong jika kita bersungguh-sungguh.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar