Jumat, 18 November 2016


Bijaksana Dalam Bertindak, Pdt. Josep Kawu, PDO Filemon 15 November 2016

1 Samuel  25:2-29

Kita tentu seringkali mendengar ungkapan orang bahwa dibalik kesuksesan seorang suami, ada peranan isteri yang hebat mendukungnya. Istilah ini mungkin cocok bagi  Nabal dengan isterinya Abigail. Banyak hal dalam kisah ini yang dapat kita pelajari. Bukan hanya soal peranan seorang isteri dalam rumah tangga. Tetapi lebih dari itu, kisah ini kembali menyadarkan bahwa tindakan kita hari ini akan mempengaruhi bagaimana kehidupan kita dihari atau waktu yang akan datang. Atau dengan kata lain, apa yang kita alami hari ini merupakan buah dari apa yang pernah kita tabur diwaktu-waktu yang lampau. Ketika kita sadar akan hal ini, dengan demikian kita akan belajar untuk lebih bijaksana dan berhati-hati dalam bertindak.  
Lalu bagaimana jika kita berada dalam situasi dimana kita dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat? Situasi seperti inilah yang mungkin dialami oleh Daud dalam kisah ini.  Dalam keadaan marah dan merasa tidak dihargai oleh Nabal, ia harus mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Lalu ia memutuskan untuk membunuh Nabal beserta para pengikutnya. Dalam keputusan seperti ini, Daud lupa bahwa akibat dari tindakannya justru akan merugikan dirinya sendiri. Ia terlalu dikuasai oleh perasaan marah dan sakit hati kepada Nabal. Namun Abigail dengan strateginya yang jitu, membuat Daud sadar bahwa dengan  membunuh Nabal, predikat sebagai pahlawan  yang  melekat pada diri Daud tidak akan bernilai, tetapi justru akan menjatuhkan reputasinya. Selain itu, Abigail membuat Daud sadar bahwa rencana Allah untuk menjadikan dirinya sebagai raja bangsa Israel akan gagal, hanya karena hutang darah terhadap seorang Nabal.  Hal ini memberitahu kepada kita bahwa Abigail adalah seorang isteri yang cukup dekat dengan Tuhan. Sebab hanya orang yang dekat dengan Tuhanlah yang akan mengerti setiap rencana Allah besar yang akan dilakukan Allah dalam hidup manusia.
Segala sesuatu dapat saja terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu sikap yang tepat agar kita dapat bertindak secara bijaksana terhadap segala kemungkinan yang terjadi adalah tetap bersiap. Mengapa banyak orang yang justru salah dalam mengambil tindakan saat terjadi sesuatu adalah ketidak siapan. Mereka berpikir bahwa hidup ini akan berjalan terus tanpa adanya masalah. Dengan tetap bersiap untuk kemungkinan yang bisa saja terjadi, kita akan lebih tenang dalam menghadapi segala sesuatu, termasuk siap untuk tidak diterima dan diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Daud nyaris salah dalam mengambil keputusan sebab ia tidak sadar terhadap kemungkinan yang terjadi disekitarnya, sehingga ia bertekad menuntut keadilan dengan caranya sendiri. Selanjutnya hal terpenting yang harus kita lakukan adalah tetap berjalan  bersama Tuhan. Bergaul dengan Tuhan melalui firman-Nya dan tetap berani menanggung segala resiko.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar