Bijaksana Dalam Bertindak, Pdt. Josep Kawu, PDO Filemon 15 November 2016
1 Samuel 25:2-29
Kita
tentu seringkali mendengar ungkapan orang bahwa dibalik kesuksesan seorang
suami, ada peranan isteri yang hebat mendukungnya. Istilah ini mungkin cocok
bagi Nabal dengan isterinya Abigail. Banyak
hal dalam kisah ini yang dapat kita pelajari. Bukan hanya soal peranan seorang isteri
dalam rumah tangga. Tetapi lebih dari itu, kisah ini kembali menyadarkan bahwa tindakan
kita hari ini akan mempengaruhi bagaimana kehidupan kita dihari atau waktu yang
akan datang. Atau dengan kata lain, apa yang kita alami hari ini merupakan buah
dari apa yang pernah kita tabur diwaktu-waktu yang lampau. Ketika kita sadar
akan hal ini, dengan demikian kita akan belajar untuk lebih bijaksana dan
berhati-hati dalam bertindak.
Lalu
bagaimana jika kita berada dalam situasi dimana kita dituntut untuk mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat? Situasi seperti inilah yang mungkin dialami
oleh Daud dalam kisah ini. Dalam keadaan
marah dan merasa tidak dihargai oleh Nabal, ia harus mengambil keputusan yang cepat
dan tepat. Lalu ia memutuskan untuk membunuh Nabal beserta para pengikutnya.
Dalam keputusan seperti ini, Daud lupa bahwa akibat dari tindakannya justru
akan merugikan dirinya sendiri. Ia terlalu dikuasai oleh perasaan marah dan
sakit hati kepada Nabal. Namun Abigail dengan strateginya yang jitu, membuat
Daud sadar bahwa dengan membunuh Nabal,
predikat sebagai pahlawan yang melekat pada diri Daud tidak akan bernilai, tetapi
justru akan menjatuhkan reputasinya. Selain itu, Abigail membuat Daud sadar bahwa
rencana Allah untuk menjadikan dirinya sebagai raja bangsa Israel akan gagal,
hanya karena hutang darah terhadap seorang Nabal. Hal ini memberitahu kepada kita bahwa Abigail
adalah seorang isteri yang cukup dekat dengan Tuhan. Sebab hanya orang yang
dekat dengan Tuhanlah yang akan mengerti setiap rencana Allah besar yang akan
dilakukan Allah dalam hidup manusia.
Segala
sesuatu dapat saja terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan kita. Oleh sebab
itu sikap yang tepat agar kita dapat bertindak secara bijaksana terhadap segala
kemungkinan yang terjadi adalah tetap bersiap. Mengapa banyak orang yang justru
salah dalam mengambil tindakan saat terjadi sesuatu adalah ketidak siapan.
Mereka berpikir bahwa hidup ini akan berjalan terus tanpa adanya masalah.
Dengan tetap bersiap untuk kemungkinan yang bisa saja terjadi, kita akan lebih
tenang dalam menghadapi segala sesuatu, termasuk siap untuk tidak diterima dan
diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Daud nyaris salah dalam mengambil
keputusan sebab ia tidak sadar terhadap kemungkinan yang terjadi disekitarnya,
sehingga ia bertekad menuntut keadilan dengan caranya sendiri. Selanjutnya hal
terpenting yang harus kita lakukan adalah tetap berjalan bersama Tuhan. Bergaul dengan Tuhan melalui
firman-Nya dan tetap berani menanggung segala resiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar