Pemberian Terbaik, Pdt. Sukirno Tarjadi, PDO
Filoemon, 17 Oktober 2016
Lukas 21:1-4
Dalam injil kita menemukan banyak pernyataan
Yesus yang sepertinya bertentangan dengan nalar dan kebiasaan manusia pada umumnya.
Salah satunya terdapat dalam cerita persembahan seorang janda miskin, yang
dinilai Yesus lebih besar dibanding persembahan orang-orang kaya. Dari kisah
ini kita bisa menarik kesimpulan sederhana bahwa dalam hal memberi persembahan,
Tuhan tidak menilai berdasarkan nilai nominal sebuah persembahan. Melainkan Ia
menilai berdasarkan jumlah yang masih dimiliki setelah memberi persembahan. Meskipun
secara nominal hanya dua Peser, janda miskin tersebut mempersembahkan seluruh
dari harta kepunyaannya, dan itulah yang menggetarkan hati Tuhan.
Uang merupakan benda yang paling dominan
mempengaruhi hidup manusia. Itulah sebabnya Yesus berulang kali mengingatkan
murid-murid-Nya agar berhati-hati terhadap Mamon. Apa yang membuat janda miskin
dalam kisah ini rela memberikan uang yang menjadi harta satu-satunya bagi dia?
Tentu saja perempuan ini memiliki sifat yang murah hati (Lukas 6:36). Sifat murah
hati mutlak kita miliki terutama dalam mengelola berkat Tuhan yang dipercayakan
bagi kita. Memberi dengan murah hati berarti, memberi dengan tidak mengharap imbalan.
Untuk dapat menjadi murah hati, maka hal yang perlu berubah dalam hidup kita
adalah:
1.
Perubahan
hati
“Dimana hartamu berada disitu hatimu berada”,
merupakan bukti bahwa pengaruh harta atau uang dalam hidup manusia sangatlah
kuat. Seseorang yang hatinya selalu kuatir akan uang menjadi tanda bahwa uang adalah segalanya bagi orang tersebut.
Oleh karena itu, perubahan harus dimulai dari hati kita. Bergantung sepenuhnya kepada
Tuhan, bukan kepada uang. Dan ketergantungan dan kecintaan kita akan Tuhan akan
terlihat dalam setiap pemberian kita kepada-Nya, bukan hanya hal materi, tetapi
seluruh hidup kita. Namun perlu diingat bahwa memberi bukan berarti “menyogok”
Tuhan, melainkan wujud cinta kita kepada-Nya.
2.
Perubahan
Pikiran
Banyak hal dalam pikiran kita yang menjadi
penghalang agar kita dapat memberi. Takut
untuk memberi dengan berbagai alasan merupakan penghalang yang muncul dari
pikiran. Itulah sebabnya, pikiran kita pun harus perlu dibaharui, bahwa Tuhan tidak akan
membiarkan kita menderita kekurangan hanya karena kita memberi.
Selain perubahan hati dan pikiran, hal yang
perlu kita ingat adalah:
a.
Berkat
datangnya dari Tuhan. Dia yang mengatur setiap berkat dalam kehidupan manusia
sesuai kadar dan kapasitas masing. (Yakobus 1:17).
b.
Harta adalah
titipan yang dipercayakan oleh Allah Jadi jangan merasa bahwa harta adalah
milik kita secara utuh.
c.
Harta
terbesar adalah keselamatan. Harta berupa materi tidak dapat membawa kita dalam
kerajaan Allah. Oleh sebab itu kejarlah keselamatan sebagai harta yang paling
berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar