Jumat, 21 Oktober 2016

Pemberian Terbaik, Pdt. Sukirno Tarjadi

Pemberian Terbaik, Pdt. Sukirno Tarjadi, PDO Filoemon, 17 Oktober 2016
Lukas 21:1-4

Dalam injil kita menemukan banyak pernyataan Yesus yang sepertinya bertentangan dengan nalar dan kebiasaan manusia pada umumnya. Salah satunya terdapat dalam cerita persembahan seorang janda miskin, yang dinilai Yesus lebih besar dibanding persembahan orang-orang kaya. Dari kisah ini kita bisa menarik kesimpulan sederhana bahwa dalam hal memberi persembahan, Tuhan tidak menilai berdasarkan nilai nominal sebuah persembahan. Melainkan Ia menilai berdasarkan jumlah yang masih dimiliki setelah memberi persembahan. Meskipun secara nominal hanya dua Peser, janda miskin tersebut mempersembahkan seluruh dari harta kepunyaannya, dan itulah yang menggetarkan hati Tuhan.
Uang merupakan benda yang paling dominan mempengaruhi hidup manusia. Itulah sebabnya Yesus berulang kali mengingatkan murid-murid-Nya agar berhati-hati terhadap Mamon. Apa yang membuat janda miskin dalam kisah ini rela memberikan uang yang menjadi harta satu-satunya bagi dia? Tentu saja perempuan ini memiliki sifat yang murah hati (Lukas 6:36). Sifat murah hati mutlak kita miliki terutama dalam mengelola berkat Tuhan yang dipercayakan bagi kita. Memberi dengan murah hati berarti, memberi dengan tidak mengharap imbalan. Untuk dapat menjadi murah hati, maka hal yang perlu berubah dalam hidup kita adalah:
1.       Perubahan hati
“Dimana hartamu berada disitu hatimu berada”, merupakan bukti bahwa pengaruh harta atau uang dalam hidup manusia sangatlah kuat. Seseorang yang hatinya selalu kuatir akan uang menjadi tanda bahwa  uang adalah segalanya bagi orang tersebut. Oleh karena itu, perubahan harus dimulai dari hati kita. Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada uang. Dan ketergantungan dan kecintaan kita akan Tuhan akan terlihat dalam setiap pemberian kita kepada-Nya, bukan hanya hal materi, tetapi seluruh hidup kita. Namun perlu diingat bahwa memberi bukan berarti “menyogok” Tuhan, melainkan wujud cinta kita kepada-Nya.
2.       Perubahan Pikiran
Banyak hal dalam pikiran kita yang menjadi penghalang agar kita dapat memberi.  Takut untuk memberi dengan berbagai alasan merupakan penghalang yang muncul dari pikiran. Itulah sebabnya, pikiran kita pun  harus perlu dibaharui, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita menderita kekurangan hanya karena kita memberi.
Selain perubahan hati dan pikiran, hal yang perlu kita ingat  adalah:
a.       Berkat datangnya dari Tuhan. Dia yang mengatur setiap berkat dalam kehidupan manusia sesuai kadar dan kapasitas masing. (Yakobus 1:17).
b.       Harta adalah titipan yang dipercayakan oleh Allah Jadi jangan merasa bahwa harta adalah milik kita secara utuh.
c.       Harta terbesar adalah keselamatan. Harta berupa materi tidak dapat membawa kita dalam kerajaan Allah. Oleh sebab itu kejarlah keselamatan sebagai harta yang paling berharga.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar