Minggu, 05 Maret 2017


Kualitas Iman, Pdt. Petra Fanggidae, PDO Filemon, 7 Februari 2017

Matius 8:23-27

Kesibukan seseorang dalam pelayanan tidak menentukan kualitas iman orang tersebut. Saat ini pelayanan cenderung dianggap sebagai suatu rutinitas yang harus dikerjakan. Tapi sayang seringkali tidak disertai dengan perkembangan kualitas iman yang baik. Murid-murid Yesus adalah orang yang setiap hari bersama-sama dengan Yesus. Mereka telah menyaksikan bagaimana Yesus melakukan mujizat seperti menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati. Dan masih banyak lagi mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang mereka saksikan. Namun ternyata, hal itu tidaklah membuat kualitas iman mereka bertumbuh dengan baik. Hal tersebut terbukti dalam kisah ini. Meskipun ada Yesus bersama , namun mereka tetap saja takut bahkan berkata “ kita akan binasa”.  Dari peristiwa ini kita belajar banyak hal antara lain:
1.      Masalah bisa datang kapan saja.
Masalah bisa datang dengan tidak memandang waktu,  status dan golongan manusia manapun, termasuk Kristen. Kita lihat dalam kisah ini, meskipun Yesus ada atas perahu tersebut, tetap saja mereka mengalami permasalahan yang berat yakni badai. Jadi ketika kita menjadi Kristen, bukan berati masalah tidak mungkin ada. Justru semakin kita dekat kepada Tuhan, masalah dan pencobaan akan semakin besar kita alami. Yang membedakan kita dengan orang lain, bukan terletak pada masalahnya, tetapi reaksi kita saat sedang menghadapai masalah.
2.      Reaksi dalam menghadapi masalah
Murid-murid Yesus memiliki reaksi yang salah ketika menghadapi masalah, mereka terlalu takut bahkan sepertinya mereka kehilangan kepercayaan kepada Yesus. Hal ini terbukti saat mereka berteriak ketakutan, lalu membangunkan Yesus dan berkata “ kita binasa”. Perkataan yang tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang murid Yesus. Perkataan yang negatif dan tidak beriman. Seharusnya dalam setiap masalah kita menghadapinya dengan reaksi yang benar dan dengan perkataan yang selalu positif.
3.      Tuhan Yesus Tidur.
Ditengah masalah yang terjadi, Yesus justru memilih untuk tidur. Seringkali ketika kita menghadapi masalah, sangat sulit bagi kita untuk memejamkan mata atau tidur. Pikiran kita terlalu tersita oleh masalah dan membuat kita sulit untuk tidur. Oleh sebab itu, Yesus mengajarkan kita untuk tetap tenang ketika menghadapi masalah. Tidur disini juga mengandung pengertian ketenangan dalam menghadapi masalah.  Kita sesekali perlu untuk menenangkan diri.  Selain itu, saat Yesus tertidur, ini juga memberikan gambaran bahwa seringkali Allah seperti tertidur dan tidak peduli ketika kita menghadapi masalah. Tetapi ingat perhatian dan pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat bagi kita. Kadang Ia mengajar kita bersabar menanti waktu yang tepat. Itu semua Ia lakukan agar iman kita benar-benar teruji kualitasnya.
Jadi dalam menghadapi masalah mari kit a tetap berusaha menghadapinya dengan iman yang bersandar kepada Tuhan.

Setelah danau itu tenang, murid-murid Yesus sempat berkata “orang apakah Dia ini sehingga angin dari danau pun taat kepada-Nya? Dari perkataan ini, memberi kita gambaran bahwa meskipun murid Yesus, mereka belum sepenuhnya mengenal murid mereka dengan benar. Pengenalan akan Tuhan penting bagi kita. Dengan mengenal Dia secara pribadi, kita akan mengerti jalan-jalan yang Ia rancangkan dalam hidup kita, dan kualitas iman kita akan semakin baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar