Pdt. Anthony Chang, Persembahan
Terbaik, PDO Filemon 24 Oktober 2016
Kejadian 22:1-19
Terdapat
perbedaan yang mendasar antara pencobaan dengan ujian. Pencobaan selalu
datangnya dari iblis, dan tujuannya tentu adalah menjatuhkan manusia. Sedangkan
ujian datangnya dari Tuhan, tujuannya adalah membuat iman dan percaya manusia semakin
naik tingkatannya. Ketika Allah menguji kesetiaan Abraham, kita melihat bahwa Allah
seakan belum sepenuhnya percaya terhadap kesetiaan Abraham. Namun tentu
tidaklah demikian. Allah tahu persis bahwa Abraham adalah pribadi yang
mengasihi dan percaya sepenuhnya kepada Allah. Tujuan Allah yang sebenarnya
adalah membuat Abraham semakin “naik kelas” dalam iman dan kepercayaannya. Allah
melihat bahwa harta, dan kekayaan yang
melimpah bukanlah segalanya bagi Abraham. Dan tentu sangat mudah bagi Abraham
untuk memberikan seluruhnya jika Tuhan menghendaki. Namun ada satu dalam hidup
Abraham yang sangat berharga baginya, melebihi seluruh harta bendanya, yaitu
anaknya Ishak.
Kasih sayang
dan kedekatan Abraham dengan anaknya Ishak menjadi alat bagi Allah untuk
menguji kesetiaannya. Dapat kita bayangkan bagaimana berat hati Abraham untuk
membunuh lalu mempersembahkan anak yang ia kasihi. Allah tahu apa yang paling
berharga dalam hidup kita. Dan kadang-kadang Allah harus menguji kesetiaan kita
dengan meminta hal tersebut dicabut dalam hidup kita. Jika Abraham rela
memberikan anak yang satu-satunya kepada Tuhan, apakah kita juga rela
memberikan yang terbaik dalam hidup kita untuk Tuhan?
Terkadang
dalam hidup ini kita merasa sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
Memberikan persembahan, aktif dalam pelayanan dan kegiatan gereja, dan
sebagainya. Lalu kita merasa puas ketika melakukan hal-hal demikian. Namun,
apakah benar bahwa kita telah melakukan dan memberikan yang terbaik? Memberi
yang terbaik tidak selalu dilihat dari jumlah atau kualitas pemberian kita.
Pemberian yang terbaik juga dilihat dari seberapa besar hati dan kerelaan kita
dalam memberi. Hal yang membuat Abraham taat terhadap perintah Tuhan untuk mempersembahkan anaknya
adalah, hatinya yang terpaut kepada Tuhan. Ia begitu yakin terhadap janji Tuhan,
bahwa Ia akan menjadikan keturunannya menjadi bangsa yang besar, dan itu akan
tergenapi dalam diri Ishak. Mengenai
cara Allah menggenapinya, Abraham tidak perlu tahu, fokusnya hanyalah percaya
dan taat terhadap perintah Allah. Sikap
hidup yang diperlihatkan Abraham ini merupakan teladan yang harus kita ikuti. Melakukan
serta memberikan yang terbaik dan untuk Tuhan, mempercayakan hidup kepada-Nya
(Trust), berharap (Hope) dan tetap beriman (Faith), merupakan kunci untuk
mengalami penggenapan janji Allah dalam kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar