Minggu, 30 Oktober 2016

Pdt. Anthony Chang, Persembahan Terbaik

Pdt. Anthony Chang, Persembahan Terbaik, PDO Filemon  24 Oktober 2016

Kejadian 22:1-19

Terdapat perbedaan yang mendasar antara pencobaan dengan ujian. Pencobaan selalu datangnya dari iblis, dan tujuannya tentu adalah menjatuhkan manusia. Sedangkan ujian datangnya dari Tuhan, tujuannya adalah membuat iman dan percaya manusia semakin naik tingkatannya. Ketika Allah menguji kesetiaan Abraham, kita melihat bahwa Allah seakan belum sepenuhnya percaya terhadap kesetiaan Abraham. Namun tentu tidaklah demikian. Allah tahu persis bahwa Abraham adalah pribadi yang mengasihi dan percaya sepenuhnya kepada Allah. Tujuan Allah yang sebenarnya adalah membuat Abraham semakin “naik kelas” dalam iman dan kepercayaannya. Allah melihat bahwa harta, dan  kekayaan yang melimpah bukanlah segalanya bagi Abraham. Dan tentu sangat mudah bagi Abraham untuk memberikan seluruhnya jika Tuhan menghendaki. Namun ada satu dalam hidup Abraham yang sangat berharga baginya, melebihi seluruh harta bendanya, yaitu anaknya Ishak.
Kasih sayang dan kedekatan Abraham dengan anaknya Ishak menjadi alat bagi Allah untuk menguji kesetiaannya. Dapat kita bayangkan bagaimana berat hati Abraham untuk membunuh lalu mempersembahkan anak yang ia kasihi. Allah tahu apa yang paling berharga dalam hidup kita. Dan kadang-kadang Allah harus menguji kesetiaan kita dengan meminta hal tersebut dicabut dalam hidup kita. Jika Abraham rela memberikan anak yang satu-satunya kepada Tuhan, apakah kita juga rela memberikan yang terbaik dalam hidup kita untuk Tuhan?

Terkadang dalam hidup ini kita merasa sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Memberikan persembahan, aktif dalam pelayanan dan kegiatan gereja, dan sebagainya. Lalu kita merasa puas ketika melakukan hal-hal demikian. Namun, apakah benar bahwa kita telah melakukan dan memberikan yang terbaik? Memberi yang terbaik tidak selalu dilihat dari jumlah atau kualitas pemberian kita. Pemberian yang terbaik juga dilihat dari seberapa besar hati dan kerelaan kita dalam memberi. Hal yang membuat Abraham taat terhadap  perintah Tuhan untuk mempersembahkan anaknya adalah, hatinya yang terpaut kepada Tuhan. Ia begitu yakin terhadap janji Tuhan, bahwa Ia akan menjadikan keturunannya menjadi bangsa yang besar, dan itu akan tergenapi dalam diri Ishak.  Mengenai cara Allah menggenapinya, Abraham tidak perlu tahu, fokusnya hanyalah percaya dan taat terhadap perintah Allah.  Sikap hidup yang diperlihatkan Abraham ini merupakan teladan yang harus kita ikuti. Melakukan serta memberikan yang terbaik dan untuk Tuhan, mempercayakan hidup kepada-Nya (Trust), berharap (Hope) dan tetap beriman (Faith), merupakan kunci untuk mengalami penggenapan janji Allah dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar