Kesabaran
Mesia (PA), Pdt. J. E. Awondatu, PDO Filemon,
04 April 2016
Lukas 13:6-9
Ada beberapa
hal yang perlu kita pelajari dari perumpamaan tentang pohon ara dalam Lukas
13:6-9 ini, Antara lain:
1. Kata “seorang”, merupakan bayangan dari
Trinitas Allah. Dalam PL Allah disebut sebagai Allah yang Esa, atau Ehad. Dan dalam PB Ia dikenal dalam tiga pribadi
atau Trinitas, yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus, menyatu dalam
satu pribadi, yaitu Allah. Dalam perumpamaan ini, Allah merupakan pemilik kebun
anggur, yang jika diartikan secara luas, merupakan gambaran dari bumi ini. Dan sebagai
Pemilik, Ia berkuasa atas “kebun anggur-Nya”.
2. Pohon ara, Merupakan gambaran dari orang Yahudi. (Roma 9:1-5). Orang Yahudi
memiliki keistimewaan sebagai bangsa pilihan Allah, dan bangsa yang menurunkan Mesias bagi
seluruh dunia,
3. Kebun Anggur, merupakan gambaran dari dunia ini, namun dalam konteks perumpamaan
ini, Yesus sepertinya sedang menggambarkan kebun anggur sebagai Tanah Yehuda, tanah
dimana didalamnya tumbuh pohon ara atau bangsa Israel. (Yohanes 15:1)
4. Mencari buah, Sebagai bangsa pilihan yang menurunkan Mesias, maka sewajarnyalah
bila Tuhan mencari buah dari orang orang Yahudi. Sebab semakin besar karunia
yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya, maka semakin besar pula buah yang Tuhan
tuntut dari mereka. Dalam kenyataan disebutkan bahwa “pohon ara” atau bangsa
Israel tidak menghasilkan buah. Tetapi justru mereka menolak Yesus sebagai
Mesias bahkan menyalibkan Dia. Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah kita menghasilkan
buah bagi Tuhan?
5. Pengurus kebun. Merupakan gambaran dari pribadi Yesus. Dalam
perumpamaan ini, Ia digambarkan sebagai penjaga kebun yang sabar, dan telaten
merawat pohon ara sampai berbuah. Ia memberikan kesempatan kepada kita untuk
bertobat.
6. Tebang, Ketika Tuhan melihat kedegilan hati bangsa Yahudi, maka tahun 70
mereka benar-benar “di tebang”. Melalui Jendral Titus, mereka ditangkap,
dibunuh, ditawan, dan bait suci kebanggaan Israel, diluluh lantahkan.
7. Kesabaran Mesias. Ia memberikan kesempatan kepada pohon ara
untuk berbuah. Waktu-waktu sekarang ini merupakan waktu-waktu kesabaran Tuhan.
Oleh sebab itu jangan sia-siakan waktu ini dengan hidup semau sendiri.
Melainkan pakailah waktu ini sebagai kesempatan untuk berbuah, sebab waktunya akan
tiba, Dia akan menuntut buah dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar