Kamis, 04 Juli 2019

Memahami Kitab Kidung Agung Dalam Perpektif Seni



Tugas Seni Dan Budaya

MEMAHAMI KITAB KIDUNG AGUNG
Oleh: Kristanto Limpa Buda



A.    Perspektif Budaya Timur
Pertama kali membaca kitab Kidung Agung, terus terang saya jadi bertanya ada apa dengan kitab yang satu ini. Sebab sangat jelas perbedaan yang mencolok dari kitab Kidung Agung dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab. Sepintas yang saya baca dalam sepanjang kitab ini hanyalah kata-kata percintaan dengan kalimat-kalimat puitis dan kiasan-kiasan. Namun sebagai orang awam ditambah dengan budaya Timur yang kuat memberi kesan bila Kidung Agung bermuatan kalimat yang berbau fulgar. Ada beberapa bagian dari kitab ini yang menurut saya tidak pantas untuk dibaca terlebih diucapkan terhadap kekasih atau pacar sekalipun. Misalnya, “Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu m  gugusannya. Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel. (Kidung. 7:7-8). Tentu sangat sulit bagi saya untuk menemukan nilai-nilai religius yang terkandung dibalik tulisan-tiulisan ini, ditambah lagi setelah saya mengetahui bahwa kitab ini hanyalah memuat kisah percintaan antara gadis Sulam atau Sulamit dengan seorang gembala dan Salomo sebagai orang ketiga yang berusaha merebut hati Sang gadis namun walaupun akhirnya  ia gagal. Nyaris tidak ada bedanya dengan sebuah sinetron pendek yang menceritakan kisah cinta, lalu apa istimewanya? Mengapa harus masuk dalam kanonisasi, bukankah masih banyak kisah-kisah yang mungkin lebih romantic bisa diambil hikmahnya? Demiukian kira-kira gambaran jalan pikiran saya ketika membaca kitab Kidung Agung, bahkan mungkin banyak orang lain yang memilki pemikiran yang sama. Tuduhan-tuduhan halus atau kecurigaan seringkali kita lontarkan terhadapa Alkitab bahwa jangan-jangan ini adalah kekeliruan dari Bapa-bapa gereja dalam merumuskan kanon Alkitab.
Kecurigaan terhadap Alkitab khususnya kitab Kidung Agung tidaklah mungkin terjawab bila kita memahaminya dengan perspektif budaya kita. Maka untuk mengerti Alkitab secara utuh kita perlu menanggalkan pikiran dan perpektif kita lalu mencoba memahami lalu mengenakan budaya dan pokok pikiran yang Alkitab ingin sampaikan sesuai konteks dan budaya yang belaku dalam waktu penulisannya.  

B.     Memaknai Kitab Kidung Agung Dalam Perspektif Seni
Oleh sebab itu sebelum membahas kitab Kidung Agung lebih jauh, kita harus mengetahuio bahwa kitab tersebut ditulis dengan latar belakang budaya Timur Tengah, jadi mindset kita dalam mempelajari kitab Kidung Agung-pun haruslah mindset Tmur Tengah. Kitab Kidung Agung adalah kitab nyanyian dari Salomo, KJV menyebut sebagai Song of Song, kitab Ibrani SHIR HASHIRIM atau nyanyian yang paling baik. Dari judulnya saja sudah jelas bahwa ini adalah sebuah kitab nyanyian atau syair. Hal ini kemudian memberi kita perenungan bahwa kesenian adalah suatu hal yang luar biasa bahkan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Allah sebagai Senimkan sejati mewariskannya kepada manusia yang salah satunya adalah Kitab Kidung Agung ini. Bahkan tidak hanya Kidunhg Agung, Alkitab memuat banyak sekali karya sastra yang terpelihara selama ribuan tahun, sampai saat ini.
Tema besar yang ingingin disampaikan oleh Kidung Agung adalah kasih sayang, meskipun sulit bagi kita untuk menemukan tema ini dalam sepanjang kitab Kidung Agung, namun dengan penelitian dan eksegesa yang cukup kita akan melihat bagaimana kasih sayang dan kesetiaan terlihat dari kisah dibalik tulisan-tulisan yang sarat dengan kalimat puisi ini. Nampak sekali bahwa Salomo yang dipercaya  sebagai penulis kitab ini memilki jiwa seni yang luar biasa. Lalu kembali pada persoalan yang pertama tadi, dimana nilai-nilai teologis yang kita bisa lihat dari kitab ini?
C.    Pewahyuan Allah Melalui Karya Seni
Sebelumnya sedikit sudah saya singgung bahwa Allah adalah Seniman Sejati. Dalam Alkitab sejak dari penciptaan Ia disebut sebagai creator dari seluruh jagat raya ini. Alam semesta adalah karya seni terbesar yang Allah buat. Ketika kita menyaksikan keiundahan alam yang begitu agung, bukankah itu adalah karya seni yang maha dashyat dan sempurna? Kita belum menyaksikan bagaimana hebat dan dashyatnya susunan tata surya yang Ia ciptakan hanya dengan berfirman, sungguh semua itu jeuh melampaui batas pikiran kita. Sebagai Seniman sejati Allah juga kadang menyampaikan pesan dan menyatakan diri-Nya melalui karya seni yang dihasilkan oleh manusia. Contoh yang paling dekat adalah Alkitab, yang merupakan biografi Allah sekaligus sebagai representasi kehadiran-Nya bagi seluruh manusia, meskipun melalui tulisan-tulisan para penulis Alkitab. Dan didalam Alkitab banyak sekali pewahyuan dari Allah yang disampaikan melaui karya seni, misalnya nyanyian-nyanyian dalam kitab Mazmur, perumpamaan, peribahasa dan puisi. Dan salah satu dari itu semua adalah Kidung Agung. Kidung Agung merupakan kitab berisi nyayian atau puisi yang menggambarkan kesetiaan Allah terhadap umat-Nya, dan sering juga disebut sebagai kitab “nyanyian pernikahan” meskipun dikemas dan disuguhkan dalam kisah percitaan antara Sulamit, Sang gembala dan Salomo.
Suatu kisah percintaan yang dikemas dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berbeda kasta dan gologngannya antara lain:
1.      Gadis Sulam atau Sulamit dari Syunem, seorang gasis desa biasa.
2.      Sang gembala, kekasih dari Sulamit, biasnya gembala dianggap sebagai pekerjaan kaum marginal waktu itu.
3.      Salomo, raja Israel yang terkenal dengan hikmat dan kekayaanya yang luar biasa, yang diklilingi oleh putri-putri Yerusalem, gambaran dari wanita-wanita sekeliling Salomo.
Melalui proses goggling dan membaca beberapa referensi, saya secara sederhana menggambarkan kisah tersebut sebagai berikut:
Sulamit  berpacaran dengan seorang gembala, dan ia hendak menemui sang kekasih dipadang penggembalaan untuk menyaksikan keindahan awal musim semi. Dalam perjalanan tersebut digambarkan sang gadis berjalan menuju pohon-pohon kacang, dan bertemu dengan Salomo sang raja. Lalu Salomo membawa sang gadis ke kemahnya lalu Salomo menyatakan kekagumannya terhadap sang gadis Sulam. Namun sang gadis justru tidak tertarik bahkan ia semakin menyatakan kerinduannya kepada sang kekasih. Lalu putri-putri Yerusalem menyarankan ia untuk pergi menemui kekasihnya. Salomo yang dilanda kasmaran tidak mengijinkan sang gadis pergi dan bernaji baginya perhiasan emas. Namun sang gadis tetap menolak dan berkata bahwa cintanya untuk orang lain.
Setel itu, sang gembala datang ke perkemahan SAlomo dan menyatakan pujiannya terhadap sang gadis. Dan sang gadis juga menyatakan pujiannya terhadap sang gembala saat berbicara dengan putri-putri Yerusalem.
Ketika Salomo kembali ke Yerusalem, ioa membawa gadis Sulam dan diiringi oleh arak-arakan. Sang keasih mengkuti dari belakang dan terus menyatakan kekagumannya terhadap gadis pujaannya. Gadis Sulam selalu dirundung kerinduan dan mimpi buruk tetntang kekasihnya, dan bertanya kepada putri-putri Yerusalem dimana kekasihnya berada. Dan putri-putri Yerusalem memberi tahu bahwa sang kekasih ada di paadnag dianatara kebun-kebun.
Salomo kembali mengahmpiri gadis menyatakan cintanya, namun sang gadis  terus menolak dan memohon untuk pulang, alau dengan berat hati Salomo melepas sang gadis.
Lalu kisah ini berakhir dengan pernyataan kakak dari gadis Sulam bahwa mereka mempunyai adik yang belum tumbuh buah dadanya (Kid. 8:8). Lalu ditutup dengan nyanyian sang gadis yang bangga mempertahankan ccintanya, dan dibalas oleh sang gembala yang menyatakan keinginannya agar sang gadis segera datang sambil melompat-lompat.
Ketika kita mendalami dan melihat secara utuh kisah ini maka kita kembali kagum dengan karya sastra yang tertulis dalam Alkitab khusunya kitab Kidung Agung. Kitab yang selama ini kita anggap sebagai kitab bermuatan porno justru menyimpan rahasia yang luar biasa. Saya percaya ini bukanlah sekadar sebuah tulisan yang dikarang oleh Salomo, namun ini adalah kisah yang benar-benar terjadi. Dan saya sendiri sangat kagum dengan kebesaran hati Salomo, bagaimana ia sebagai orang yang  tertolak cintanya mampu secara jujur menulis skenario-demi skenaria kisah sesungguhnya. Terdapat suatu nilai lebih dari hidup seorang Salomo dalam kisah ini. Ketika Daud ayahnya mencintai Betsyeba, ia menghalakan cara busuk demi mendapatkan wanita yang ia ingini. Daud memanfaatkan kekuasaanya sebagai raja untuk merebut Besyeba dari Uria yang adalah panglimanya sendiri. Sementara dalam kisah ini Salomo meski ia bisa saja memngambil gadis Sulam sebagai isterinya dengan jabatannya sebagai raja, apalagi merebut dari seorang yang hanya berprofesi sebagai gembala, namun ia tidak melakukannya. Meski seribu saatu cara ia gunakan dan janji ia berikan kepada gadis Sunem, namun rupanya ia tetap ditolak.

D.    Kesetiaan Yang Sejati
Kita telah membahas mengenai Salomo sebagai penulis sekaligus merupakan salah satu tokoh dalam kisah ini. Meski ditolak cintanya, ia tetap berbesar hati dan merelakan gadis impiannya pergi. Bahkan ia juga menuliskan kisah percintaan mereka dengan sangat indah.
Lalu bagaimana dengan gadis Sunem? Bila ini adalah suatu drama atau sinetron maka saya menempatkan si perempuan ini sebagai pemain utama. I digambarkan sebagai perempuan yang sederhana, bukan hanya itu, Sulamit juga teruji dalam hal kesetiaan. Pacarnya yang ia sayang meski hanya sebagai gembala, suatu kasta terendah dalam dalam masyarakat Yahudi dan Timur Tengah pada umumnya. Kesetiaan Sulamit terbukti saat ia bertemu Salomo. Siapa yang tidak kenal dengan Salomo, raja yang terkenal dengan hikmat dan kekayaannya, Bahkan banyak perempuan-perempuan yang rindu menjadi isteri bagi Salomo saat itu,  namun rupanya Sulamit tidaklah demikian. Meskipun ia hanyalah gadis desa yang sederhana, ia sama sekali tidak ttertarik dengan kemewahan dan keagungan Salomo. Baginya kesetiaan adalah segalanya. Bahkan ta tidak ragu mengungkapkan kerinduan dan kekagumannya terhadap kekasihnya di hadapan Salomo. Meskipun Salomo menyanjung dirinya dan menjanjikan perhiasan emas, tetapi cintanya tetap kepada sang kekasih. Ini benar-benar kesetiaan yang teruji. Ia tidak takut meski bisa saja nyawanya terancam bila raja menghendaki. Ia juga tidak silau dengan keagungan dan kemwahan yang ditawarkan raja. Ia memilih setia.
Lalu sang gembalapun tidak kalah dalam hal kesetiaan, ia dengan setia menantikan kekasihnya pulang. Bahkan ketika kekasihnya dibawa ke Yerusalem, ia tetap setia mengikitu dari belakang. Suatu bentuk dukungan dan bukti bahwa ia tetap setia kepada kekasihnya. Rasa cionta dan sayang kepada sang kekasih tidak menyurutkan langkahnya untuk ikut dalam irung-iringan sang raja meskipun sangat mungkin pengawal raja bisa saja membunuh dirinya.

E.     Wujud Kesetiaan Allah
Meskipun banyak tafsiran dari kitab Kidung Agung, namun pada dasarnya kisah ini merupakan gambaran mengenai kesetiaan yang kakiki. Sudah saya tuliskan diatas bahwa Allah dapat menyatakan dirinya melalui karya seni manusia. Kisah dalam Kidung Agung yang ditulis oleh Salomo dapat dialegorikan secara bebas sepanjang tidak menyimpang dari prinsip firman Tuhan.
Saya memaknai kisah tersebut dengan menggambarkan tokoh-tokohnya sebagai berikut
1.      Sulamit sebagai gereja, colon mempelai Kristus (Efesus 5:25-27)
2.      Salomo, dapat digambarkan sebagai kemewahan duniawi yang bisa memikat gereja untuk tidak setia.
3.      Gembala, kekasih Sulamit, merupakan gambaran Yesus, sosok yang sederhana bahkan hina bagi dunia. Namun ia setia menantikan kekasih-Nya pulang. Bahkan ia menyertai kemanapun kekasihnya pergi.
Demikian sekilas tentang bagaimana memahami kitab Kidung Agung dari perspektif seni. Jadi Allah emnyampaikan pesan-Nya, menyatakan dirinya melalui tulisan dan karya seni yang lainnya. Kitab Kidung Agung secara khsusu menulis  gambaran mengenai hubungan Allah dengan umat-Nya. Allah ingin agar kita sebagai gereja-Nya, sebagai mempelai perempuan tetap memeilihara kesetiaan kita kepada-Nya. Meski tidak disangkal selama hidup di dunia kita diperhadapkan dengan godaan, namun tetap focus kita harus tertuju kepada Kristus sebagai mempelai laki-laki. Ia setia menunggu kita pulang.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar