Tugas Seni Dan Budaya
MEMAHAMI
KITAB KIDUNG AGUNG
Oleh: Kristanto Limpa Buda
A.
Perspektif
Budaya Timur
Pertama
kali membaca kitab Kidung Agung, terus terang saya jadi bertanya ada apa dengan
kitab yang satu ini. Sebab sangat jelas perbedaan yang mencolok dari kitab
Kidung Agung dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab. Sepintas yang saya baca
dalam sepanjang kitab ini hanyalah kata-kata percintaan dengan kalimat-kalimat
puitis dan kiasan-kiasan. Namun sebagai orang awam ditambah dengan budaya Timur
yang kuat memberi kesan bila Kidung Agung bermuatan kalimat yang berbau fulgar.
Ada beberapa bagian dari kitab ini yang menurut saya tidak pantas untuk dibaca
terlebih diucapkan terhadap kekasih atau pacar sekalipun. Misalnya, “Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah
dadamu m gugusannya. Kataku: "Aku
ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah
dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel. (Kidung.
7:7-8). Tentu sangat sulit bagi saya untuk menemukan nilai-nilai religius
yang terkandung dibalik tulisan-tiulisan ini, ditambah lagi setelah saya
mengetahui bahwa kitab ini hanyalah memuat kisah percintaan antara gadis Sulam
atau Sulamit dengan seorang gembala dan Salomo sebagai orang ketiga yang
berusaha merebut hati Sang gadis namun walaupun akhirnya ia gagal. Nyaris tidak ada bedanya dengan
sebuah sinetron pendek yang menceritakan kisah cinta, lalu apa istimewanya?
Mengapa harus masuk dalam kanonisasi, bukankah masih banyak kisah-kisah yang
mungkin lebih romantic bisa diambil hikmahnya? Demiukian kira-kira gambaran
jalan pikiran saya ketika membaca kitab Kidung Agung, bahkan mungkin banyak
orang lain yang memilki pemikiran yang sama. Tuduhan-tuduhan halus atau
kecurigaan seringkali kita lontarkan terhadapa Alkitab bahwa jangan-jangan ini
adalah kekeliruan dari Bapa-bapa gereja dalam merumuskan kanon Alkitab.
Kecurigaan
terhadap Alkitab khususnya kitab Kidung Agung tidaklah mungkin terjawab bila
kita memahaminya dengan perspektif budaya kita. Maka untuk mengerti Alkitab
secara utuh kita perlu menanggalkan pikiran dan perpektif kita lalu mencoba
memahami lalu mengenakan budaya dan pokok pikiran yang Alkitab ingin sampaikan
sesuai konteks dan budaya yang belaku dalam waktu penulisannya.
B.
Memaknai
Kitab Kidung Agung Dalam Perspektif Seni
Oleh
sebab itu sebelum membahas kitab Kidung Agung lebih jauh, kita harus
mengetahuio bahwa kitab tersebut ditulis dengan latar belakang budaya Timur
Tengah, jadi mindset kita dalam mempelajari kitab Kidung Agung-pun haruslah mindset
Tmur Tengah. Kitab Kidung Agung adalah kitab nyanyian dari Salomo, KJV menyebut
sebagai Song of Song, kitab Ibrani SHIR HASHIRIM atau nyanyian yang paling baik.
Dari judulnya saja sudah jelas bahwa ini adalah sebuah kitab nyanyian atau
syair. Hal ini kemudian memberi kita perenungan bahwa kesenian adalah suatu hal
yang luar biasa bahkan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Allah sebagai
Senimkan sejati mewariskannya kepada manusia yang salah satunya adalah Kitab
Kidung Agung ini. Bahkan tidak hanya Kidunhg Agung, Alkitab memuat banyak
sekali karya sastra yang terpelihara selama ribuan tahun, sampai saat ini.
Tema
besar yang ingingin disampaikan oleh Kidung Agung adalah kasih sayang, meskipun
sulit bagi kita untuk menemukan tema ini dalam sepanjang kitab Kidung Agung,
namun dengan penelitian dan eksegesa yang cukup kita akan melihat bagaimana
kasih sayang dan kesetiaan terlihat dari kisah dibalik tulisan-tulisan yang
sarat dengan kalimat puisi ini. Nampak sekali bahwa Salomo yang dipercaya sebagai penulis kitab ini memilki jiwa seni
yang luar biasa. Lalu kembali pada persoalan yang pertama tadi, dimana
nilai-nilai teologis yang kita bisa lihat dari kitab ini?
C.
Pewahyuan
Allah Melalui Karya Seni
Sebelumnya
sedikit sudah saya singgung bahwa Allah adalah Seniman Sejati. Dalam Alkitab
sejak dari penciptaan Ia disebut sebagai creator dari seluruh jagat raya ini.
Alam semesta adalah karya seni terbesar yang Allah buat. Ketika kita
menyaksikan keiundahan alam yang begitu agung, bukankah itu adalah karya seni
yang maha dashyat dan sempurna? Kita belum menyaksikan bagaimana hebat dan
dashyatnya susunan tata surya yang Ia ciptakan hanya dengan berfirman, sungguh
semua itu jeuh melampaui batas pikiran kita. Sebagai Seniman sejati Allah juga
kadang menyampaikan pesan dan menyatakan diri-Nya melalui karya seni yang dihasilkan
oleh manusia. Contoh yang paling dekat adalah Alkitab, yang merupakan biografi
Allah sekaligus sebagai representasi kehadiran-Nya bagi seluruh manusia,
meskipun melalui tulisan-tulisan para penulis Alkitab. Dan didalam Alkitab
banyak sekali pewahyuan dari Allah yang disampaikan melaui karya seni, misalnya
nyanyian-nyanyian dalam kitab Mazmur, perumpamaan, peribahasa dan puisi. Dan
salah satu dari itu semua adalah Kidung Agung. Kidung Agung merupakan kitab
berisi nyayian atau puisi yang menggambarkan kesetiaan Allah terhadap umat-Nya,
dan sering juga disebut sebagai kitab “nyanyian pernikahan” meskipun dikemas
dan disuguhkan dalam kisah percitaan antara Sulamit, Sang gembala dan Salomo.
Suatu
kisah percintaan yang dikemas dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berbeda kasta
dan gologngannya antara lain:
1. Gadis
Sulam atau Sulamit dari Syunem, seorang gasis desa biasa.
2. Sang
gembala, kekasih dari Sulamit, biasnya gembala dianggap sebagai pekerjaan kaum marginal
waktu itu.
3. Salomo,
raja Israel yang terkenal dengan hikmat dan kekayaanya yang luar biasa, yang
diklilingi oleh putri-putri Yerusalem, gambaran dari wanita-wanita sekeliling
Salomo.
Melalui
proses goggling dan membaca beberapa referensi, saya secara sederhana
menggambarkan kisah tersebut sebagai berikut:
Sulamit
berpacaran dengan seorang gembala, dan
ia hendak menemui sang kekasih dipadang penggembalaan untuk menyaksikan
keindahan awal musim semi. Dalam perjalanan tersebut digambarkan sang gadis
berjalan menuju pohon-pohon kacang, dan bertemu dengan Salomo sang raja. Lalu
Salomo membawa sang gadis ke kemahnya lalu Salomo menyatakan kekagumannya
terhadap sang gadis Sulam. Namun sang gadis justru tidak tertarik bahkan ia
semakin menyatakan kerinduannya kepada sang kekasih. Lalu putri-putri Yerusalem
menyarankan ia untuk pergi menemui kekasihnya. Salomo yang dilanda kasmaran
tidak mengijinkan sang gadis pergi dan bernaji baginya perhiasan emas. Namun
sang gadis tetap menolak dan berkata bahwa cintanya untuk orang lain.
Setel
itu, sang gembala datang ke perkemahan SAlomo dan menyatakan pujiannya terhadap
sang gadis. Dan sang gadis juga menyatakan pujiannya terhadap sang gembala saat
berbicara dengan putri-putri Yerusalem.
Ketika
Salomo kembali ke Yerusalem, ioa membawa gadis Sulam dan diiringi oleh
arak-arakan. Sang keasih mengkuti dari belakang dan terus menyatakan
kekagumannya terhadap gadis pujaannya. Gadis Sulam selalu dirundung kerinduan
dan mimpi buruk tetntang kekasihnya, dan bertanya kepada putri-putri Yerusalem
dimana kekasihnya berada. Dan putri-putri Yerusalem memberi tahu bahwa sang
kekasih ada di paadnag dianatara kebun-kebun.
Salomo
kembali mengahmpiri gadis menyatakan cintanya, namun sang gadis terus menolak dan memohon untuk pulang, alau
dengan berat hati Salomo melepas sang gadis.
Lalu
kisah ini berakhir dengan pernyataan kakak dari gadis Sulam bahwa mereka
mempunyai adik yang belum tumbuh buah dadanya (Kid. 8:8). Lalu ditutup dengan
nyanyian sang gadis yang bangga mempertahankan ccintanya, dan dibalas oleh sang
gembala yang menyatakan keinginannya agar sang gadis segera datang sambil
melompat-lompat.
Ketika
kita mendalami dan melihat secara utuh kisah ini maka kita kembali kagum dengan
karya sastra yang tertulis dalam Alkitab khusunya kitab Kidung Agung. Kitab
yang selama ini kita anggap sebagai kitab bermuatan porno justru menyimpan
rahasia yang luar biasa. Saya percaya ini bukanlah sekadar sebuah tulisan yang
dikarang oleh Salomo, namun ini adalah kisah yang benar-benar terjadi. Dan saya
sendiri sangat kagum dengan kebesaran hati Salomo, bagaimana ia sebagai orang
yang tertolak cintanya mampu secara
jujur menulis skenario-demi skenaria kisah sesungguhnya. Terdapat suatu nilai
lebih dari hidup seorang Salomo dalam kisah ini. Ketika Daud ayahnya mencintai
Betsyeba, ia menghalakan cara busuk demi mendapatkan wanita yang ia ingini.
Daud memanfaatkan kekuasaanya sebagai raja untuk merebut Besyeba dari Uria yang
adalah panglimanya sendiri. Sementara dalam kisah ini Salomo meski ia bisa saja
memngambil gadis Sulam sebagai isterinya dengan jabatannya sebagai raja,
apalagi merebut dari seorang yang hanya berprofesi sebagai gembala, namun ia
tidak melakukannya. Meski seribu saatu cara ia gunakan dan janji ia berikan
kepada gadis Sunem, namun rupanya ia tetap ditolak.
D.
Kesetiaan
Yang Sejati
Kita
telah membahas mengenai Salomo sebagai penulis sekaligus merupakan salah satu
tokoh dalam kisah ini. Meski ditolak cintanya, ia tetap berbesar hati dan
merelakan gadis impiannya pergi. Bahkan ia juga menuliskan kisah percintaan
mereka dengan sangat indah.
Lalu
bagaimana dengan gadis Sunem? Bila ini adalah suatu drama atau sinetron maka
saya menempatkan si perempuan ini sebagai pemain utama. I digambarkan sebagai
perempuan yang sederhana, bukan hanya itu, Sulamit juga teruji dalam hal
kesetiaan. Pacarnya yang ia sayang meski hanya sebagai gembala, suatu kasta
terendah dalam dalam masyarakat Yahudi dan Timur Tengah pada umumnya. Kesetiaan
Sulamit terbukti saat ia bertemu Salomo. Siapa yang tidak kenal dengan Salomo,
raja yang terkenal dengan hikmat dan kekayaannya, Bahkan banyak
perempuan-perempuan yang rindu menjadi isteri bagi Salomo saat itu, namun rupanya Sulamit tidaklah demikian.
Meskipun ia hanyalah gadis desa yang sederhana, ia sama sekali tidak ttertarik
dengan kemewahan dan keagungan Salomo. Baginya kesetiaan adalah segalanya.
Bahkan ta tidak ragu mengungkapkan kerinduan dan kekagumannya terhadap
kekasihnya di hadapan Salomo. Meskipun Salomo menyanjung dirinya dan
menjanjikan perhiasan emas, tetapi cintanya tetap kepada sang kekasih. Ini
benar-benar kesetiaan yang teruji. Ia tidak takut meski bisa saja nyawanya
terancam bila raja menghendaki. Ia juga tidak silau dengan keagungan dan
kemwahan yang ditawarkan raja. Ia memilih setia.
Lalu
sang gembalapun tidak kalah dalam hal kesetiaan, ia dengan setia menantikan
kekasihnya pulang. Bahkan ketika kekasihnya dibawa ke Yerusalem, ia tetap setia
mengikitu dari belakang. Suatu bentuk dukungan dan bukti bahwa ia tetap setia
kepada kekasihnya. Rasa cionta dan sayang kepada sang kekasih tidak menyurutkan
langkahnya untuk ikut dalam irung-iringan sang raja meskipun sangat mungkin
pengawal raja bisa saja membunuh dirinya.
E.
Wujud
Kesetiaan Allah
Meskipun
banyak tafsiran dari kitab Kidung Agung, namun pada dasarnya kisah ini
merupakan gambaran mengenai kesetiaan yang kakiki. Sudah saya tuliskan diatas
bahwa Allah dapat menyatakan dirinya melalui karya seni manusia. Kisah dalam
Kidung Agung yang ditulis oleh Salomo dapat dialegorikan secara bebas sepanjang
tidak menyimpang dari prinsip firman Tuhan.
Saya
memaknai kisah tersebut dengan menggambarkan tokoh-tokohnya sebagai berikut
1. Sulamit
sebagai gereja, colon mempelai Kristus (Efesus 5:25-27)
2. Salomo,
dapat digambarkan sebagai kemewahan duniawi yang bisa memikat gereja untuk
tidak setia.
3. Gembala,
kekasih Sulamit, merupakan gambaran Yesus, sosok yang sederhana bahkan hina
bagi dunia. Namun ia setia menantikan kekasih-Nya pulang. Bahkan ia menyertai
kemanapun kekasihnya pergi.
Demikian
sekilas tentang bagaimana memahami kitab Kidung Agung dari perspektif seni.
Jadi Allah emnyampaikan pesan-Nya, menyatakan dirinya melalui tulisan dan karya
seni yang lainnya. Kitab Kidung Agung secara khsusu menulis gambaran mengenai hubungan Allah dengan
umat-Nya. Allah ingin agar kita sebagai gereja-Nya, sebagai mempelai perempuan
tetap memeilihara kesetiaan kita kepada-Nya. Meski tidak disangkal selama hidup
di dunia kita diperhadapkan dengan godaan, namun tetap focus kita harus tertuju
kepada Kristus sebagai mempelai laki-laki. Ia setia menunggu kita pulang.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar