Pdt. J. E. Awondatu, Memiliki Pikiran Kristus PDO Filemon, 19 Desember 2016
Keluaran 12:2
Penanggalan
yang digunakan oleh bangsa Yahudi tidak terlepas dari berbagai peristiwa penting
yang mereka alami sampai terbentuk menjadi suatu bangsa, serta seremonial yang
mereka harus lakukan sepanjang tahun. Ada beberapa contoh seremoni yang
dilakukan dalam sepanjang tahun antara lain, misalnya Paskah atau pesah, dirayakan di awal tahun
memperingati kebebasan mereka dari Mesir.
Lalu dibulan Nisan, mereka melakukan pesta ucapan syukur dan perjamuan.
Di bulan Elul, bangsa Israel memberi persembahan persepuluhan sebagai ucapan
syukur atas kebebasan mereka dari Mesir, sambil mengenang masa-masa perbudakan
mereka selama empat ratus tahun. Selain mengandung nilai historis, penanggalan
Yahudi juga tersusun bukan sekedar menjaga hubungan Allah dengan umat
pilihan-Nya, tetapi Allah juga ingin menjaga keseimbangan alam semesta dan
manusianya. Hal tersebut ditandai dengan adanya Tahun Sabat dan bulan-bulan
tertentu dimana tanah tidak boleh digarap oleh manusia, dan biasanya jatuh pada
bulan ketujuh atau bulan Tisyri. Lalu pada bulan Tebet, bangsa Israel akan
melakukan suatu tradisi, yakni pemberian perpuluhan dari buah pohon-pohonan
hasil ladang mereka.
Kekristenan
memang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yahudi. Maka belajar dari
nilai-nilai sejarah dalam penanggalan dan seremonia bangsa Yahudi, maka ada banyak
pelajaran yang bisa diambil berkaitan dengan kerohanian kita. Menjalani hidup
di awal tahun, kita harus sadar bahwa pemeliharaan Tuhanlah yang membuat kita
hidup sampai saat ini. Domba paskah yang dikorbankan setiap awal tahun oleh
bangsa Israel merupakan gambaran bahwa kita harus kembali mengingat akan
pengorbanan Tuhan Yesus sebagai mujizat terbesar yang diberikan Allah dalam
hidup kita. Sebagaimana bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir selama empat
ratus tahun, demikianpun hidup kita. Sebelum mengikut Tuhan, kita hidup dibawah
perbudakan dosa. Selanjutnya ucapan syukur, perjamuan dan pemberian persembahan
yang dilakukan bangsa Israel setelah hari raya Paskah merupakan gambaran respon
kita terhadap setiap berkat dan pengorbanan Tuhan dalam hidup kita. Melalui ucapan
syukur dan pemberian yang terbaik bagi Tuhan.
Akhir
tahun dirayakan bangsa Israel dengan memberi persepuluhan dari buah
pohon-pohonan. Buah dari pohon-pohonan yang dipersembahkan merupakan gambaran
dari hidup yang berbuah. Setelah ditebus oleh Tuhan Yesus melalui
pengorbanan-Nya sebagai Anak Domba, hidup kita haruslah mengalami perubahan
sampai menghasilkan buah. Buah yang kita hasilkan adalah karakter serta pikiran
yang terus diubahkan menjadi sama dengan Yesus Kristus (1 Korintus 2:13-15). Ketika
pikiran dan perkataan kita sama seperti Kristus maka mujizat-demi mujizat akan terus kita alami sepanjang kehidupan
kita. Oleh karena itu, upayakan agar pikiran kita terus mengalami perubahan
selaras dengan pikiran Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar