Selasa, 10 Januari 2017



Pdt. J. E. Awondatu, Memiliki Pikiran Kristus PDO Filemon, 19 Desember 2016


Keluaran 12:2

Penanggalan yang digunakan oleh bangsa Yahudi tidak terlepas dari berbagai peristiwa penting yang mereka alami sampai terbentuk menjadi suatu bangsa, serta seremonial yang mereka harus lakukan sepanjang tahun. Ada beberapa contoh seremoni yang dilakukan dalam sepanjang tahun antara lain, misalnya Paskah atau pesah, dirayakan di awal tahun memperingati kebebasan mereka dari Mesir.  Lalu dibulan Nisan, mereka melakukan pesta ucapan syukur dan perjamuan. Di bulan Elul, bangsa Israel memberi persembahan persepuluhan sebagai ucapan syukur atas kebebasan mereka dari Mesir, sambil mengenang masa-masa perbudakan mereka selama empat ratus tahun. Selain mengandung nilai historis, penanggalan Yahudi juga tersusun bukan sekedar menjaga hubungan Allah dengan umat pilihan-Nya, tetapi Allah juga ingin menjaga keseimbangan alam semesta dan manusianya. Hal tersebut ditandai dengan adanya Tahun Sabat dan bulan-bulan tertentu dimana tanah tidak boleh digarap oleh manusia, dan biasanya jatuh pada bulan ketujuh atau bulan Tisyri. Lalu pada bulan Tebet, bangsa Israel akan melakukan suatu tradisi, yakni pemberian perpuluhan dari buah pohon-pohonan hasil ladang mereka.
Kekristenan memang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yahudi. Maka belajar dari nilai-nilai sejarah dalam penanggalan dan seremonia bangsa Yahudi, maka ada banyak pelajaran yang bisa diambil berkaitan dengan kerohanian kita. Menjalani hidup di awal tahun, kita harus sadar bahwa pemeliharaan Tuhanlah yang membuat kita hidup sampai saat ini. Domba paskah yang dikorbankan setiap awal tahun oleh bangsa Israel merupakan gambaran bahwa kita harus kembali mengingat akan pengorbanan Tuhan Yesus sebagai mujizat terbesar yang diberikan Allah dalam hidup kita. Sebagaimana bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir selama empat ratus tahun, demikianpun hidup kita. Sebelum mengikut Tuhan, kita hidup dibawah perbudakan dosa. Selanjutnya ucapan syukur, perjamuan dan pemberian persembahan yang dilakukan bangsa Israel setelah hari raya Paskah merupakan gambaran respon kita terhadap setiap berkat dan pengorbanan Tuhan dalam hidup kita. Melalui ucapan syukur dan pemberian yang terbaik bagi Tuhan.

Akhir tahun dirayakan bangsa Israel dengan memberi persepuluhan dari buah pohon-pohonan. Buah dari pohon-pohonan yang dipersembahkan merupakan gambaran dari hidup yang berbuah. Setelah ditebus oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya sebagai Anak Domba, hidup kita haruslah mengalami perubahan sampai menghasilkan buah. Buah yang kita hasilkan adalah karakter serta pikiran yang terus diubahkan menjadi sama dengan Yesus Kristus (1 Korintus 2:13-15). Ketika pikiran dan perkataan kita sama seperti Kristus maka mujizat-demi mujizat  akan terus kita alami sepanjang kehidupan kita. Oleh karena itu, upayakan agar pikiran kita terus mengalami perubahan selaras dengan pikiran Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar