Menjalani Proses Tuhan,
Pdt. Ronny Daud Simeon, PDO Filemon, 22 Agustus 2016
Mazmur 119:71-73
Sudah pasti bahwa kita
akan merasa bahagia bila seseorang memberi sesuatu yang berharga kepada kita. Dan
sudah menjadi kebiasaan sebagai manusia,
kita mengukur kebahagiaan dengan apa yang kita miliki, seperti harta,
kedudukan, dan sebagainya. Namun berbeda dengan Daud, dalam mazmurnya ia
berkata bahwa keadaan tertindas dan menderitalah
yang justru baik baginya, sebab dengan demikian ia belajar mengerti setiap ketetapan
dan Taurat Tuhan yang harus ia lalui dalam kehidupannya. Daud menyadari bahwa
proses kehidupan berat, yang ia alami
menjadikan dirinya pribadi yang menggantungkan seluruh jalan hidupnya kepada
firman Tuhan. Proses demi proses yang ia alami membentuk Daud memiliki karakter
yang baik meskipun ia adalah seorang raja yang terkenal. Itulah sebabnya Daud
menyebut bahwa belajar firman Tuhan jauh lebih berharga daripada emas dan perak.
Seringkali dalam hidup
ini, kita enggan untuk menjalani proses pembentukan dari Tuhan berupa penderitaan
dan persoalan hidup. Bahkan banyak dari kita yang sebisa mungkin lari atau
menghindar dari permasalahan harus kita lalui. Lari atau menghindar dari
persoalan hidup sama halnya dengan kita menolak proses pembentukan dari Tuhan. Jika
kita belajar dari pengalaman hidup tokoh-tokoh besar dalam alkitab, maka kita
akan melihat bahwa yang membuat mereka mampu melakukan perkara-perkara yang
besar adalah proses yang berat yang mereka harus lalui. Misalnya Musa, untuk
menjadi seorang pemimpin besar, ia harus melalui proses selama empat puluh
tahun di padang gurun sebagai gembala kambing domba. Demikianpun kita, untuk dapat
melakukan perkara yang besar maka kita pun harus melalui proses yang besar.
Proses pembentukan yang Allah berikan semata
untuk membentuk karakter kita menjadi baik.
Sebab segala bentuk kehebatan, talenta, serta kharisma yang besar jika tanpa
disertai karakter yang baik maka semua itu akan menjadi sia-sia. Salomo adalah salah
satu contoh tokoh terkenal yang tidak pernah melalui proses dalam hidupnya, maka
kita pun melihat bahwa segala hikmat, kharisma, kekayaan dan segala bentuk
kepopulerannya pun sia-sia, sebab ia memiliki karakter yang tidak baik dengan
melanggar segala ketetapan yang Allah berikan kepadanya. Simson pun demikian, meskipun ia adalah sosok
yang terkenal kuat dan pemberani, namun ia jatuh dalam perkara karakter. Ia
menjadi sombong dan tidak bisa mengontrol nafsunya hingga berakhir pada
hidupnya yang tragis. Itu semua karena karakter yang tidak terbentuk. Maka
sebenarnya, karakterlah yang paling perlu untuk dibangun dan dikembangkan dalam
hidup. Dan karakter hanya bisa terbentuk melalui proses yang harus kita alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar