Selasa, 28 Juli 2015

Persekutuan Yang Indah, Pdt. Petra Fanggidae

Ringkasan kotbah, PDO FIlemon, 27 Juli 2015
Kisah Rasul 2:40-47.
Jika kita mencoba untuk memperhatikan perkembangan zaman, maka kita akan melihat bahwa selalu ada perubahan besar dalam kehidupan umat manusia dari waktu ke waktu. Namun kita juga melihat bahwa persekutuan anak-anak Tuhan, adalah sesuatu yang tidak akan pernah pudar oleh waktu dan selalu relevan sepanjang zaman. Oleh sebab itu kita perlu tetap menjaga keutuhan dari persekutuan antar sema umat Tuhan, dengan berusaha menciptakan persekutuan yang indah di dalam Tuhan. Kita akan melihat bagaimanakah seharusnya esensi dari sebuah persekutuan.   
Pertama, Persekutuan yang paling indah adalah persekutuan yang terdiri dari orang-orang yang sudah mengenal dan mengalami Tuhan. (Ayat 41)
Mengalami Tuhan merupakan momen yang akan membawa pada perubahan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, dan mutlak dialami oleh setiap umat Tuhan. 
Kedua, Persekutuan yang ideal adalah persekutuan yang berbicara tentang pengajaran yang benar. (Ayat 42 a). Saat ini banyak pengajaran yang berkembang di kalangan gereja yang kadang tanpa disadari sebenarnya menyimpang dari kebenaran firman Allah. Oleh sebab itu kita perlu waspada terhadap bentuk-bentuk pengajaran yang menyesatkan. dan membawa kehancuran bagi persekutuan umat Tuhan.
Ketiga, Persekutuan yang indah akan tercipta melalui kegiatan berkumpul. bersatu dan sehati, (Ayat 42a, 44). Bukti nyata dari sebuah persekuan haruslah nampak dalam kebersamaan dan persatuan serta dilandasi dengan kesaehatian yang murni. Hal ini akan menjadi pilar yang kokoh, yang menopang sebuah persekutuan.
Keempat, Persekutuan yang indah harus menciptakan sikap saling tolong menolong. (Ayat 45)
Sikap saling tolong menolong sudah sepatutnya menjadi ciri khas dari sebuah persekutuan. Namun kadang-kadang kita masih merasa sayang untuk berkorban menolong orang yang sedang dalam kesusahan. Dan saat ini kita perlu menyadari bahwa ketika kita berani berkorban untuk orang lain, Allah tidak akan membiarkan kita menderita. Ia akan membalas setiap pengorbanan yang kita lakukan. Oleh sebab itu, hendaklah sikap saling tolong menolong menjadi warna dalam setiap persekutuan kita.
Kelima, Kesatuan hati dalam persekutuan akan mendatangkan  mujizat. (Ayat 43)
Kita tentu tidak menjadikan mujizat sebagai sesuatu  yang harus terjadi dalam setiap persekutuan. Namun bukan berarti kita antipati dan tidak percaya terhadap mujizat. Mujizat bukanlah hal yang permanen dalam diri seseorang, namun mujizat terjadi dalam situasi dan konteks tertentu untuk membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Dan siapapun kita, memiliki hak yang sama dalam melakukan dan mengalami mujizat dari Tuhan, tidak harus seorang “hamba Tuhan. 
Keenam, Persekutuan yang indah harus mampu menciptakan suasana yang menggembirakan dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. (Ayat 46-47)

Biarlah kita tetap memelihara persekutuan dengan sesama anak Tuhan, dan berusaha menjadikan persekutuan kita menjadi persekutuan yang indah dan berkenan bagi Tuhan dan membawa dampak yang baik bagi orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar