Ringkasan kotbah, PDO FIlemon, 27 Juli 2015
Kisah Rasul 2:40-47.
Jika kita
mencoba untuk memperhatikan perkembangan zaman, maka kita akan melihat bahwa selalu
ada perubahan besar dalam kehidupan umat manusia dari waktu ke waktu. Namun
kita juga melihat bahwa persekutuan anak-anak Tuhan, adalah sesuatu yang tidak
akan pernah pudar oleh waktu dan selalu relevan sepanjang zaman. Oleh sebab itu
kita perlu tetap menjaga keutuhan dari persekutuan antar sema umat Tuhan, dengan
berusaha menciptakan persekutuan yang indah di dalam Tuhan. Kita akan melihat
bagaimanakah seharusnya esensi dari sebuah persekutuan.
Pertama, Persekutuan yang
paling indah adalah persekutuan yang terdiri dari orang-orang yang sudah
mengenal dan mengalami Tuhan. (Ayat 41)
Mengalami
Tuhan merupakan momen yang akan membawa pada perubahan hidup yang sesuai dengan
kehendak Allah, dan mutlak dialami oleh setiap umat Tuhan.
Kedua, Persekutuan yang ideal
adalah persekutuan yang berbicara tentang pengajaran yang benar. (Ayat 42 a). Saat
ini banyak pengajaran yang berkembang di kalangan gereja yang kadang tanpa
disadari sebenarnya menyimpang dari kebenaran firman Allah. Oleh sebab itu kita
perlu waspada terhadap bentuk-bentuk pengajaran yang menyesatkan. dan membawa
kehancuran bagi persekutuan umat Tuhan.
Ketiga, Persekutuan yang indah
akan tercipta melalui kegiatan berkumpul. bersatu dan sehati, (Ayat 42a, 44). Bukti
nyata dari sebuah persekuan haruslah nampak dalam kebersamaan dan persatuan
serta dilandasi dengan kesaehatian yang murni. Hal ini akan menjadi pilar yang
kokoh, yang menopang sebuah persekutuan.
Keempat, Persekutuan yang indah
harus menciptakan sikap saling tolong menolong. (Ayat 45)
Sikap
saling tolong menolong sudah sepatutnya menjadi ciri khas dari sebuah
persekutuan. Namun kadang-kadang kita masih merasa sayang untuk berkorban
menolong orang yang sedang dalam kesusahan. Dan saat ini kita perlu menyadari
bahwa ketika kita berani berkorban untuk orang lain, Allah tidak akan
membiarkan kita menderita. Ia akan membalas setiap pengorbanan yang kita
lakukan. Oleh sebab itu, hendaklah sikap saling tolong menolong menjadi warna
dalam setiap persekutuan kita.
Kelima, Kesatuan hati dalam
persekutuan akan mendatangkan mujizat.
(Ayat 43)
Kita
tentu tidak menjadikan mujizat sebagai sesuatu yang harus terjadi dalam setiap persekutuan. Namun
bukan berarti kita antipati dan tidak percaya terhadap mujizat. Mujizat
bukanlah hal yang permanen dalam diri seseorang, namun mujizat terjadi dalam situasi
dan konteks tertentu untuk membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Dan siapapun
kita, memiliki hak yang sama dalam melakukan dan mengalami mujizat dari Tuhan,
tidak harus seorang “hamba Tuhan.
Keenam, Persekutuan yang indah
harus mampu menciptakan suasana yang menggembirakan dan tidak menjadi batu
sandungan bagi orang lain. (Ayat 46-47)
Biarlah
kita tetap memelihara persekutuan dengan sesama anak Tuhan, dan berusaha
menjadikan persekutuan kita menjadi persekutuan yang indah dan berkenan bagi
Tuhan dan membawa dampak yang baik bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar