Selasa, 07 Januari 2020

Jawaban untuk pertanyaan dalam diskusi Seminar Pemuda dan remaja di Bambangbuda, 30 Desesmber 2019


Dalam seminar yang diselenggarakan oleh rekan-rekan mahasiswa di kampung tanggal 30 Desember yang lalu, saya dipercayakan untuk ambil bagian, memberi sedikit bahan atau pembekalan bagi anak-anak remaja khususnya dalam pergaulan mereka. Lalu saya membahas satu topik mengenai bagaimana kita sebagai orang Kristen memberikan pertanggungan jawab terhadap iman yang kita yakini kepada orang-orang yang meminta petanggungan jawab terhadap iman kita. sebagaimana 1 Petrus 3:15. Meski saya sendiri sadar bahwa pembahasan ini berat, namun saya tetap memberanikan diri untuk menyampaikan tema ini dengan segala kekurangan saya, mengingat salah satu tantangan terberat anak-anak remaja Kristen saat ini adalah kurangnya pengetahuan mengenai Kristologi dalam menghadapi polemikus-polemikus yang sengaja menghasut mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebetulnya itu lagi dan itu lagi, yakni mengapa kalian menuhankan Yesus yang jelas-jelas adalah manusia. Dan memang tidak bisa disangkal banyak dari kalangan Kristen khususunya anak-anak muda yang terjebak bahkan tidak sedikit yang kemudian menjadi murtad.

Lalu dalam diskusi muncul 3 pertanyaan dari saudara Kedi Liston sebagai berikut:
1.      Kain merasa takut untuk dibunuh setelah menerim hukuman akibat membunuh Habel adiknya. Apakah ada manusia lain yang diciptakan oleh Allah selain dari Adam di taman Eben?
2.      Dalam aturan GTM, baptisan harus dilakukan dengan memercikkan air pada calon baptis. Lalu apakah sah bila dalam suatu kasus, seseorang meminta dibaptis namun tidak ada air, lalu baptisan dilakukan dengan menggunakan media lain seperti pasir dan sebagainya?
3.      Dalam tata tertib GTM dosa perzinahan sepertinya mendapat “ perhatian khusus” sehingga hanya dosa tersebut yang seringkali mendapat sangsi atau tertib gerejawi. Lalu bagaimana dengan dosa yang lain?


Namun karena keterbatasan waktu saya dan team pemateri serta hamba-hamba Tuhan yang hadir tidak sempat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Saya akui bahwa ini adalah pertanyaan yang sulit, khususnya untuk pertanyaan kedua dan ketiga karena menyangkut dogmatika suatu gereja atau sinode. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati  saya mohon maaf bila jawaban dibawah ini kurang memuaskan bahkan  mungkin tidak menjawab pertanyaan saudara penanya. Saya juga dengan senang hati dan siap menerima setiap kritik ataupun sanggahan dari semua pihak sebagai bahan pembelajaran  dan dorongan bagi kita semua untuk bertumbuh dalam iman kepada Kristus.


1.      Kain merasa takut untuk dibunuh setelah menerim hukuman akibat membunuh Habel adiknya. Apakah ada manusia lain yang diciptakan oleh Allah selain dari Adam di taman Eben?

Jawab
Kita harus memahami bahwa ada dua bentuk gaya penulisan Alkitab yakni tematis dan kronologis. Tematis adalah penulisan kitab yang mengedepankan tema tertentu untuk disampaikan, sedangkan kronologis adalah model atau gaya penulisan kitab yang menceritakan peristiwa secara teratur sesuai dengan kronologi waktu terjadinya peristiwa. Hal ini kita bisa lihat misalnya dalam gaya penulisan Injil Lukas yang teratur sesuai dengan kronologi waktu yang terjadi.
Kitab Kejadian yang menceritakan peristiwa Kain termasuk dalam kitab yang ditulis dalam bentuk tematis, dimana Musa sebagai penulis kitab ini hendak menyampaikan tema khusus mengenai penciptaan dan permulaan segala sesuatu. Permulaan tentang kehidupan manusia, dosa, rencana penebusan , permulaan bangsa perjanjian dan sebagainya.
Untuk peristiwa Kain, perlu diingat bahwa Kain masih sebatas kuatir dengan adanya manusia yang akan muncul dikemudian hari lalu membunuh dirinya. Manusia tersebut tentu saja berasal dari keturunan Adam yang lain (Kejadian 4:25), anak-anak yang lahir dari garis keturunan Set. Garis keturunan Set inilah yang disebut “anak-anak Allah” dalam Kejadian 6:2. Dan salahsatu dari mereka inilah yang menjadi istri Kain, sebagaimana yang juga sering dipertanyakan orang. Kejadian 6 menyebutkan bahwa perkawinan campur (antara Kain yang jahat dengan keturunan Set yang saleh) melahirkan manusia-manusia yang jahat dimata Tuhan, lalu Tuhan menghukum mereka dengan air bah.
Bagian Ini juga memberi kita konfirmasi bahwa hukum tabur taui telah ditanamkan oleh Allah dalam dalam diri manusia sejak semula, dan rupanya hukum itulah yang menghantui pikiran Kain sehingga ia mengajukan keberatan sekaligus kekuatirannya terhadap ganjaran yang akan ia terima. Jadi apakah ada manusia lain yang diciptakan oleh Allah selain keluarga Adam dan Hawa? Tentu tidak ada, sebab Alkitab tidak mencatat. Meski demikian, besar kemungkinan adanya anak-anak perempuan yang lahir dari Hawa selain Kain dan Habel, namun Alkitab tidak menceritakan hal itu mengingat Alkitab ditulis dalam budaya patriakh dimana laki-laki dianggap lebih utama dibanding perempuan.  








2.      Dalam aturan GTM, baptisan harus dilakukan dengan memercikkan air pada calon baptis. Lalu apakah sah bila dalam suatu kasus, seseorang meminta dibaptis namun tidak ada air, lalu baptisan dilakukan dengan menggunakan media lain seperti pasir dan sebagainya?

Jawab
Untuk pertanyaan yang menyangkut aturan intern gereja khususnya GTM, terus terang saya kurang mendalam untuk hal itu. Namun pemahaman saya dari sudut pandang Alkitab, saya memahami bahwa baptisan haruslah dilakukan dengan mempergunakan air sebagaimana kata baptizo yang berarti membenamkan, mencuci, yang dipakai oleh Alkitab untuk prosesi ini.
Baptisan adalah salah satu ajaran yang banyak menimbulkan perdebatan dikalangan gereja sampai sekarang, khususnya Pentakosta dan gereja-gereja mainstream. Namun hal ini tentu bukanlah perbedan yang kemudian menciptakan sekat-sekat dikalangan gereja sebgai tubuh Kristus, namun harus dipandang sebagai kekayaan yang luar biaa dari gereja dalam hal dogma. Ditinjau dari Alkitab, ritual baptisan pertama kali muncul dalam Alkitab, dalam kisah Naaman yang diselamkan di sungai Yordan untuk kesembuhannya dari kusta. Lalu diikuti oleh pengakuannya terhadap Elohim sebagai Allah satu-satunya. Selanjutnya prosesi baptisan terus dilakukan secara turun temurun dalam tradisi Yahudi, terutama ketika seseorang hendak bergabung dalam salah salah satu sekte dalam Yudaisme, dan seterusnya diikuti dan diadopsi oleh gereja.
Meski jelas bahwa ritual baptisan dilakukan dengan menyelamkan calon baptis kedalam air, saya berpendapat bahwa Allah tidak pernah mempersoalkan ritual jasmani untuk keselamatan umat-Nya, namun yang terpenting adalah makna dari baptisan itu sendiri.   
Apalagi jika dalam situasi seperti yang digambarkan penanya, dimana air tidak tersedia untuk mengadakan pembaptisan, saya yakin Tuhan pun pasti berkenan sepanjang dilakukan dengan tulus dan kekudusan.
Namun tentu saja masing-masing-orang akan memiliki pemahaman  dan penafsiran yang yang berbeda dan itu sah-sah saja. Bahkan ada gereja-gereja tertentu yang membaptis tidak dengan mempergunakan air. Gereja Bala Keselatan misalnya, membaptis jemaat dengan menggunakan bendera. Lalu apakah Tuhan tidak berkenan atas gereja ini? Tentu saja tidak, Tuhan banyak berkarya atas gereja ini, memenangkan jiwa bagi Kristus dan ikut memberi sumbangsih besar bagi pertumbuhan tubuh Kristus di dunia.
Jadi sekali lagi saya memahami bahwa yang terpenting dari semua itu bukanlah dari prosesi dan ritualnya, melainkan makna rohani yang terkadung di dalamnya, bahkan untuk urusan keselamatan, baptisan bukalah hal yang mutlak. Kita bisa lihat dalam kisah penjahat di sebelah kanan Yesus disalib. Sebagai bahan perenungan, saya sarankan untuk membaca Ibrani 5:11 ; 6:1-3.

3.      Dalam tata tertib GTM dosa perzinahan sepertinya mendapat “ perhatian khusus” sehingga hanya dosa tersebut yang seringkali mendapat sangsi atau tertib gerejawi. Lalu bagaimana dengan dosa yang lain?

Jawab
Sama halnya dengan pertanyaan ke dua, ini menyangkut aturan intern gereja. Namun saya pun memahami bahwasannya, jika kita membaca Alkitab dengan teliti, maka kita akan melihat bahwa dosa perzinahan sepertinya mendapat perhatian khusus dari Allah. Dalam PL pembunuhan  secara sengaja dan perzinahan memilki sanksi yang sama, yakni kematian. Bahkan perzinahan disamakan dengan penyembahan berhala menurut Kolose 3:5, dan kita tahu hukuman penyembah berhala dalam PL adalah perajaman batu demikian juga perzinahan. Semetara dosa lain seperti pencurian, semuanya diatur dalam Keluaran 22, dan sanksinya tidaklah seberat dosa pembunuhan, zinah dan penyembahan berhala. Itu dari sudut pandang PL. Lalu dalam PB, salah satu yang ditekankan adalah tentang kekudusan jemaat sebagai tubuh Kristus. Sebagai calon mempelai Allah, jemaat harus didapati suci, tidak bercacat cela. Lalu dari sudut pandang tradisi, saya mendapat pelajaran dari orang tua Mathen Toroi bahwa kasus tomaboko dan tomululu’ banne tau atau perzinahan adalah kasus luar biasa yang harus diponiam patiti’. Mengingat GTM adalah sinode yang masih sarat dengan budaya dan tradisi lokal, maka bukan suatu hal yang aneh bila GTM kemudian menetapkan kasus ini sebagai pelaggaran luar biasa. Tentu untuk hal ini pendeta dan BPMJ lebih memilki kapasitas untuk menjelaskan.

1 komentar:

  1. Thanks jawabannya bro...
    Lain waktu kita diskusi lebih dalam lagi, khususnya pendalaman pemahanan tetntang isi Alkitab...Saya masih butuh banyak suplai ilmu ini dari bro...🙏🙏🙏🙏

    BalasHapus