Minggu, 23 Agustus 2015

Takhta Penghakiman Allah, Pdt. Erastus Sabdono

Ringkasan Kotbah PDO Filemon, 10 Agustus 2015
Takhta Penghakiman Allah
 Roma 14:12

Satu hal perlu kita ingat bahwa  sebagai manusia kita bukanlah mahluk gratisan, melainkan kita adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki tanggung jawab. Suatu saat kita harus mempertanggung jawabkan seluruh kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita dihadapan takhta penghakiman Allah. Sebagai orang Kristen tidak cukup bagi kita hanya sekadar percaya terhadap penghakiman, melainkan kita harus  lebih sungguh-sungguh bersiap mempertanggung jawabkan hidup kita dihadapan Tuhan Yesus. (Lukas 21:36). Berbicara tentang penghakiman Allah, maka proses penghakiman bagi setiap manusia tentu saja berbeda, sesuai dengan hukum dan kebenaran yang  dipahami dan diyakini.
Bagi orang Yahudi, mereka akan dihakimi menurut Torat yang tertulis diatas loh batu (Dekalog) yang selanjutnya pecah menjadi butiran aturan-aturan yang mengatur seluruh bentuk kehidupan masyarakat Yahudi. (Misipatym). Bagi orang non Yahudi atau kafir, yang belum mengenal injil, mereka akan dihakimi menurut hukum nurani atau Sunaidesis. (Roma 2:2-16). Hukum nurani adalah aturan yang tersirat yang diwariskan dari Adam dan Hawa.dan berlaku secara turun temurun dalam sepanjang peradaban manusia sampai saat ini.  (Band. Wahyu 20:12)
Perlu kita pahami bahwa dasar dari semua hukum yang dianut oleh bangsa dan budaya apapun di seluruh muka bumi ini adalah Torat, inti dari Torat adalah “Kasih”. (Matius 22:37-40) Maka ukuran penghakiman bagi orang Yahudi yang hidup sebelum zaman anugerah dan orang kafir yang  belum mengenal injil adalah perbuatan mereka, atau sejauh mana mereka melakukan kasih selama hidupnya. (2 Korintus 5: 10).
Di zaman anugerah, Kematian Yesus di kayu salib memungkinkan seluruh umat manusia menerima penebusan dosa. Namun, meskipun dosa seluruh umat manusia telah ditebus melalui salib Yesus, penghakiman adalah sesuatu yang mutlak dialami oleh setiap orang. Oleh sebab itu orang-orang yang menolak salib, sebenarnya sudah hidup dibawah penghukuman.
Penghakiman bagi orang Kristen adalah kehendak Allah. (2 Korintus 5:9-10), dan ukurannya adalah berkenan. Orang kristen dituntut tidak hanya sekadar berbuat baik, namun lebih mengupayakan hidup yang berkenan kepada Allah. Dan bertumbuh dalam kepekaan terhadap Allah. Inilah yang menjadi standar hidup yang berkenan kepada Allah. Oleh sebab itu sebagai orang Kristen mari kita semakin bijaksana mempergunakan waktu yang semakin singkat ini, agar kita layak dan berkenan ketika kita menghadap tahta pengadilan Allah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar